Ide menulis ini terlintas sekilas setelah aku bertemu dengan kawan yang sekaligus merupakan istri dari sahabatku. Namanya Ira Asriani Asikin, istri dari seorang sahabat La Ode Muhammad Syafrin. Secara kebetulan kami bertemu di Mall Panakkukang sore hari kemarin, sewaktu saya melintas di depan toko yang menjual dan menawarkan jasa terapi kesehatan. Dia kebetulan bersama keponakannya, Tanty dan Mas Imam. Dengan sedikit basa-basi beliau menanyakan tujuan saya dan langsung saja saya katakan bahwa saat itu saya harus ke Nokia Care Panakkukang untuk mengambil HP Nokia 5800 ExpressMusic kesayangan saya yang telah di-upgrade Firmware-nya. Beberapa saat bercerita, saya minta jeda sejenak ‘tuk ke Nokia Care mengambil gadged saya tersebut.
Sepulang dari Nokia Care, ternyata beliau belum selesai juga diterapi, dan kembali memanggil saya untuk bercerita "’ngalor-ngidul’. Hingga saat beliau bertanya “Cal, berapa sih harga PS (Play Station)? Soalnya si Ryan (anak pertamanya) minta PS buat hadiah Ulang Tahunnya tanggal 12 Oktober nanti”. Saya yang kebetulan ga’ tau harga hanya memperkirakan kemungkinan harga di atas level 1-2 jutaan untuk jenis PS 2. Aku malah menawarkan ke beliau untuk membelikan anaknya PSP (tipe portable) yang simple dan mobile, tapi katanya si Ryan ini sudah ‘kadung’ jatuh cinta ‘ma PS 2 yang diperkenalkan oleh sepupu-sepupunya waktu berlibur ke Bandung beberapa hari yang lalu. Saya kemudian menunjuk satu toko yang menjual gadget tersebut “N-Game” yang kebetulan hampir berhadapan dengan tempat ngobrol kami. “Oke Cal, bisa ga’ temenin Ryan beli PS itu?” Dan aku pun mengiyakan.
Akhirnya setelah proses menjajaki selesai, tawar-menawar yang ga mungkin terjadi, kami memutuskan untuk mengambil PS2 yang paketan seharga Rp. 2.200.000,-. awalnya bingung juga dengan istilah paketan, tapi setelah dijelaskan bahwa paketan itu adalah 1 PS2 + Blower + 2 stik asli + 15 Games, kami baru ngerti. Wkwkwkwkwkwkw….ada-ada aja istilahnya.
Mahal? Bagi saya memang mahal, tapi bagi teman saya itu murah. Aku ‘terpaksa’ merenung dengan kedua istilah itu, apa iya harga segitu bisa dikategorikan murah? Aku kembali membuka perbendaharaan kata-kataku yang sudah mulai usang. Kata “mahal” menurut hemat saya adalah jika perbandingan antara nilai barang (kapital) dengan modal adalah hampir sama atau melebihi. Dan jika perbandingan sebaliknya, nilai barang (kapital) sangat-sangat kecil dari modal maka itu masuk ke dalam kategori “murah”. Memang sih aku lihat, kehidupan teman saya ini dalam dua tahun sangat-sangat berubah. Dari kehidupannya bersama suaminya yang menjalankan bisnis MLM, beliau sudah berpenghasilan Rp. 6 juta-an perhari, ditambah penghasilan bulanan sekitar Rp. 150 juta, sehingga wajar, jika beliau menggolongkan harga tersebut kedalam kategori “murah”.
Aku pamit setelah semua transaksi sukses dengan gumaman dalam hati………nyamanna tawwa kalo’ segala sesuatu (barang) terlihat murah di mata kita. Tena sussana……punna kamma-kamma anjo……
………………… Pagi hari di meja kantor, 9 Oktober 2009
0 komentar