Ini adalah pengalaman pribadi saya yang mana tidak seharusnya saya lakukan. Dan semoga ini bisa menjadi muhasabah atau pembelajaran bagi kita dalam suatu hubungan (relationship), apakah itu hubungan pertemanan, bisnis, kerja maupun hubungan yang lebih bersifat pribadi seperti pacaran maupun rumah tangga.
Ada hal yang tabu; jika bisa dibilang dilarang; dalam suatu hubungan (relationship) dan harus diketahui.
- Mengungki-ungkit kebaikan. Kekuatan kebaikan sudah sangat-sangat kita ketahui dampaknya bagi suatu hubungan. Dalam agama pun kita senantiasa dianjurkan untuk berbuat baik kepada siapa saja. Namun, jika kebaikan-kebaikan itu senantiasa diungkit-ungkit hanya untuk niat pamer dan membanggakan diri itu namanya Riya'. Dan ini sangat-sangat tidaklah disukai oleh pasangan, klien, maupun teman kita. Perbuatan baik itu sebenarnya akan membuat karakter kita semakin kuat di mata pasangan, klien maupun teman kita, sehingga akan memberikan sejumlah manfaat besar yang bisa membuat hubungan (relationship) kita menjadi lebih sehat dan tetap terjaga. So, janganlah perbuatan baik itu diungkit-ungkit hanya untuk meningkatkan pamor kita, karena justru dengan berbuat baik, maka dengan sendirinya pamor dan karakter kita akan terbentuk dan semakin kuat di mata pasangan, klien maupun teman-teman kita.
- Membiarkan perasaan bad mood. Bad mood yang dialami seseorang dalam suatu hubungan (relationship) adalah sesuatu hal yang biasa, opsi yang tepat dilakukan adalah jangan membiarkan bad mood itu tersimpan lama-lama, tapi justru harus dilawan. Belajarlah untuk menghadapi situasi yang lebih rumit, dan belajarlah untuk menghadapi tekanan-tekanan dalam berbagai situasi secara bijak sehingga tidak melahirkan bad mood-bad mood lain. Jika yang mengalami bad mood itu adalah pasangan, klien ataupun teman-teman kita, berikanlah solusi yang masuk akal kepada mereka dan bantulah mereka untuk menemukan opsi serta jalan keluar yang tepat, jangan bertindak gegabah sehingga membuatnya semakin terpojok apalagi menyinggungnya.
- Sulit untuk memaafkan. Hanya mereka yang saling memaafkan memiliki hubungan jangka panjang yang lebih baik dan bertahan. Kita harus belajar memahami dan senantiasa ingat bahwa sesama manusia tidak ada yang sempurna. Kedua belah pihak secara bergantian dapat saja membuat kesalahan, dan cara terbaik yang dapat dilakukan adalah menerima kenyataan tersebut dan secara ikhlas memaafkan kesalahan-kesalahan yang telah diperbuatnya. Tapi ingat, ada batas toleransi bahwa kesalahan-kesalahan tersebut dapat dimaafkan. Kesalahan yang fatal tentu juga akan sulit dimaafkan. Namun, jika kita memaafkan suatu kesalahan, percayalah bahwa beban dan tingkat stress kita akan berkurang. Janganlah memaafkan itu kita buat sulit, karena dengan memaafkan akan banyak dampak positif tercipta untuk pribadi kita.
- Tidak menjaga komunikasi. Harus disadari bahwa kebanyakan orang tidak pandai membaca pikiran lawan bicaranya. Banyak pasangan atau klien menjadi kecewa karena mereka tidak dapat membaca pikiran satu sama lain. Mengapa kita perlu membaca pikiran lawan bicara kita? Karena akan lebih mudah untuk berkomunikasi secara jelas jika kita dapat membaca arah pikiran lawan bicara kita. Ini akan menghemat banyak waktu, tenaga, saraf dan pikiran kita. Dengan teknik membaca pikiran ini, tentunya kita akan dapat menjaga komunikasi kita, sehingga tujuan dari pembicaraan-pembicaraan atau perbincanga-perbincangan tersebut dapat lebih mudah diraih. Olehnya itu, adalah sangat bijak jika kita dapat menjaga komunikasi, baik verbal maupun non verbal, untuk menjaga suatu hubungan (relationship) yang baik dengan pasangan, klien maupun teman-teman kita.
- Tidak berani berkomitmen. Suatu hubungan (relationship) akan hancur jika tidak dilandasi suatu komitmen yang jelas dan disetujui bersama antara kedua belah pihak. Komitmen membuktikan keseriusan suatu hubungan, apakah itu hubungan bisnis, hubungan pertemanan, hubungan kekerabatan terlebih hubungan yang sifatnya sangat pribadi. Jika salah satu pihak tidak berani berkomitmen atau membuat komitmen, jangan harap hubungan tersebut akan lancar dan berlanjut. Komitmen yang telah dibuatpun harus senantiasa dijaga dan diawasi oleh kedua belah pihak. Jangan sungkan-sungkan menegur jikalau ada salah satu pihak yang mulai melanggar atau menyalahi komitmen. Ingat, demi tujuan suatu hubungan (relationship), kedua belah pihak harus saling menjaga dan mengawasi komitmen yang telah dibuat bersama. Dan.... Harus berani berkomitmen.
- Menceritakan masa lalu secara mendetail. Bernostalgia sah-sah saja namun untuk kepentingan sendiri. Yang jadi masalah jika nostalgia itu diceritakan secara mendetail dan sejelas-jelasnya kepada pasangan atau klien kita, tanpa mempertimbangkan perasaan mereka. Kita harus sadari bahwa nostalgia milik kita itu tentunya akan menyebabkan kecemburuan dan iri hati yang tanpa kita sadari akan memperburuk kualitas hubungan (relationship) kita. Jika sudah terlanjur menceritakan nostalgia kita, apa yang harus dilakuka? Secara bijak, dan inilah jalan yang terbaik, maka meminta maaf adalah satu-satunya jalan untuk menyelamatkan hubungan tersebut. Mintalah maaf secara tulus dengan terlebih dahulu mengakui kesalahan kita karena telah menceritakan sesuatu yang seharusnya tidak diceritakan. Mintalah maaf secara sungguh-sungguh, karena telah melukai perasaan mereka, sehingga membuat mereka cemburu. Dan yakinlah....hanya dengan cara itu suatu hubungan bisa terselamatkan.
Menjadi bijak itu sesuatu yang berat, mengakui kesalahan-kesalahan itu jauh lebih sulit. Untuk itu, marilah kita kembali merenung dan menjaga kualitas hubungan (relationship) kita dengan senantiasa menghindari kesalahan-kesalahan yang sifatnya fatal seperti tersebut di atas.
Salam bahagia dan ceria selalu.
Dari meja kerja @BPFK Makassar
0 komentar