Di dalam otak, kita memiliki sebuah kamar dengan segala macam pemandangan. Di sanalah terdapat hal yang membahagiakan, menyenangkan, membuat muram, marah, iri, membuat depresi, atau hal yang biasa saja, bahkan hal yang membosankan.
Akan tetapi, ketika film pikiran sedang berlangsung, bukan hanya kamar dan pemandangannya yang penting, melainkan siapa yang bersama Anda di kamar itu pada saat anda melihat ke luar jendela. Jika bersama orang yang anda sayangi, anda akan melihat pemandangan melalui mata yang penuh kasih sayang. Jika bersama orang yang anda benci, anda akan melihat pemandangan tadi dengan mata yang penuh kebencian.
Ketika anda berusaha melihat ke luar, anda harus mengingat-ingat bagian mana dari
diri anda yang ada bersama anda. Jika anda membayangkan bahwa saat itu adalah saat-saat anda bersikap baik hati, anda akan mengakses bagian baik hati dari diri anda sendiri. Jika anda teringat saat anda sedang berada dalam saat-saat kegeniusan dan kecemerlangan anda sendiri, anda sedang mengakses kegeniusan dan kecemerlangan dari dalam diri anda.
Ini semua hanya sekedar sebuah keadaan jiwa. Keadaan jiwa mengubah sudut pandang, perasaan, dan perumpamaan anda tentang keadaan tersebut. Keadaan jiwa inilah yang akan memicu Low of Spiritual Attraction (Prinsip Tarik-menarik Spiritual). Dengan jiwa yang tenang, kita akan menarik lebih banyak ketenangan. Dengan jiwa yang bersyukur, kita akan menarik lebih banyak nikmat. Ini seperti apapun yang kita rasakan akan menarik dan mengundang hal-hal yang bisa mengulang perasaan tersebut. Jiwa memiliki potensi kekuatan untuk menarik hasil-hasil yang positif atau negatif dengan mudah.
(Kutipan dari Buku Law of Spiritual Attraction oleh Priatno H. Martokoesoemo dengan beberapa tambahan)
0 komentar