Aku sebenarnya ‘ga hobby melihara burung, tapi sangat-sangat senang dengan suaranya, dengan kicauannya dan dengan nyanyiannya yang riang tanpa masalah. Terkadang aku bertanya, apa si burung ‘ga punya masalah ya? Koq tiaaaaaap hari berkicau dan bernyanyi seolah-olah tanpa beban? Koq tiaaaaap hari menghibur alam semesta ini? Koq tiaaaaap hari bawaannya ceria mulu’?
Beda dengan kebanyakan dari kita. Perasaan manusia sangat labil alias ‘kadang-kadang’. Kadang suatu waktu ceria kadang pula murung, kadang bahagia kadang kecewa. Kadang marah kadang adeeeeeem aja bawaannya. Semua karena manusia memiliki yang namanya ”MASALAH”. Kalo’ ada manusia yang ‘ga memiliki masalah bukan manusia namanya…hehehehehe.
Nah, justru masalah inilah yang menjadi bumbu kehidupan, yang menjadi urat nadi kehidupan dan menjadi inti dari kehidupan. Bagaimana seorang manusia itu bisa ‘me-manage’ permasalahan yang ada menentukan dia berhasil atau tidak, sukses atau tidak, kecewa, marah, bahagia, murung, mo’jo’ dan lain-lain…hehehehehe.
Kembali ke masalah kicauan, beberapa hari ini saya mengibaratkan sapaan seorang kawan di Facebook sebagai suatu kicauan. Bukan karena dia mirip burung atau karena suaranya mirip kicauan burung, tapi lebih karena sapaan-sapaannya, teguran-tegurannya, tulisan-tulisannya membawa efek yang sama jika aku mendengar kicauan burung, entah itu burung Murai, Nuri, Cucak Rowo atau apalah. Senang, gembira, ceria, dumba’-dumba’, kagum, kadang kecewa kalo ga’ disapa, gregetan adalah sebahagian efek dari ‘kicauan’nya. Wah……. sayang aku ga’ boleh memilikinya, bukan karena ga’ mau atau ga’ mampu, tapi terlebih karena ga’ sepadan. Bagian yang ini ga’ usah diurai….wkwkwkwkwkwkwk.
Aku cukup puas dan senang masih bisa mendengar kicauannya, walau mungkin dia jauuuuuh diatas pucuk pohon yang tinggi. Aku juga masih bersyukur dia belum terbang jauuuuuh ke kota lain atau malah ke negara lain. Aku juga gembira dia “akan” ada ‘tuk kembali berkicau jika aku ada masalah. Aku cukup puas dia ‘dekat’ walau dalam bingkai lain kehidupanku. aku hanya bisa berucap, “Terima kasih yang setulus-tulusnya atas kicauanmu yang membawa keceriaan dalam hidupku”………………..
Many thanks to my little friend”
-----------pagi hari dalam kamarku, 10 Okt. ‘09
0 komentar